– Hubungan pertemanan sedang memburuk dan tidak baik-baik saja, tanda toxic relationship atau cuma salah paham? Berikut lima cara mudah mengatasinya.
Dalam hubungan pertemanan, tidak jarang kita temui konflik didalamnya.
Entah sekedar salah paham, perbedaan pendapat, atau bahkan bisa juga itu tanda bahwa kamu sedang berada dalam toxic relationship.
Ritme pertemuan yang tersendat, komunikasi yang hanya via daring dan bisa menimbulkan kesalahpahaman, adalah beberapa faktor mengapa sebuah hubungan pertemanan rawan memburuk di masa pandemi.
Hubungan yang memburuk terkadang masih bisa diselamatkan, atau malah segera ditinggalkan karena menyerupai toxic atau memberi efek negatif pada hidup.
Dilansir dari CNN, ada beberapa metode untuk memperbaiki hubungan persahabatan yang memburuk.
Jika beberapa langkah ini tak membantu, mungkin sudah saatnya Anda meninggalkan hubungan pertemanan tersebut karena sudah tak lagi berjalan di satu frekuensi.
1. Menuliskan hal-hal baik yang ada di masa lalu
Refleksi itu penting. Jadi ketika hubungan memburuk dan Anda seolah tak bisa lagi berkomunikasi dengan nyaman, jangan buru-buru naik darah. Lebih baik Anda diam dan melakukan refleksi.
Pikirkan kembali kenangan-kenangan di masa lalu, ketika pertemanan tersebut bisa membawa tawa dan menenangkan.
Tulis kebaikan-kebaikan yang ada di hubungan tersebut, juga nilai-nilai positif dari lawan bicara.
menyebutkan bahwa menuliskan hal-hal baik dari seorang teman dan membahasnya bersama bisa menghidupkan kembali persahabatan yang mulai redup.
2. Cari cara lain untuk berkomunikasi
Saran lain dari Poswolsky adalah mencari cara lain untuk berkomunikasi jika saluran telepon tak lagi bisa menghidupkan pertemanan.
Anda bisa mencoba berkirim postcard, email, atau malah berkirim hadiah barang-barang kesukaan mereka.
Jika memilih berkirim surat baik daring maupun luring, pastikan untuk saling berterus terang tentang ketidaknyamanan hubungan yang ada.
Dari sini bisa jadi Anda lantas mengerti hal-hal atau problema yang dialami oleh mereka yang tak tersampaikan lewat pembicaraan telepon.
3. Berikan jeda dan mulailah kembali
Hubungan apapun, pasti butuh jeda. Jadi tak ada salahnya untuk memberi jeda pada persahabatan Anda, baru mulailah membangun kembali pertemanan yang hangat dan menenangkan.
Seorang psikolog asal Waschington DC, Maria Franco, mengatakan bahwa pertemanan terkadang butuh berjarak dulu agar masing-masing nantinya bisa mengurai perasaan dan segala ketidaknyaman dalam pembahasan yang dewasa.
Ketika jeda telah diberikan, berusahalah untuk membuka kembali komunikasi, dan utarakan segala ketidaknyamanan, kekecewaan, dan keinginan untuk berteman rapat kembali.
Ketika mereka tak ada keinginan untuk merekatkan kembali pertemanan, setidaknya Anda telah mencoba. Dan Anda bisa bangga lantaran Anda lah yang melakukan langkah lebih dewasa.
4. Menerima bentuk baru dari pertemanan
Ketika semua hal berubah seiring waktu, maka Anda harus menyadari bahwa tak ada pula persahabatan yang sama.
Karena mimpi dan tujuan hidup seseorang akan terus berkembang, jadi wajar jika ada beberapa pertemanan yang jadi tak selaras.
Ketika semua hal telah Anda usahakan untuk memperbaiki pertemanan dan gagal, maka sudah saatnya Anda menerima bahwa bentuk persahabatan tersebut sudah harus berubah.
Jadi terimalah bentuk pertemanan yang baru, tanpa menoleh di masa lalu.
5. Cermati alarm
Kadang-kadang berawal dari satu kesalahpahaman, sebuah persahabatan bisa rusak dan makin memburuk waktu demi waktu.
Seiring Anda ingin memperbaiki pertemanan, jangan melupakan kibaran bendera merah atau alarm yang ada.
Ketika seorang teman lebih sering menyakiti perasaan daripada menenteramkan, atau ia tak pernah mendukung kesuksesan dan tak pernah ada ketika Anda terjatuh, maka sudah saatnya Anda meninggalkan pertemanan yang tak sehat ini.
Franco menegaskan, dalam usaha memperbaiki hubungan, selalu timbang plus minus dengan benar.
)