Topik 1 USD mendadak menjadi trending topik X (twitter) dengan lebih dari 35 ribu postingan pada Sabtu (1/2/2025) petang.
Hal itu menyusul mesin mencari google yang menampilkan nilai tukar atau kurs 1 dollar terhadap Rupiah hanya Rp 8.170.
Tampilan tersebut muncul sekitar Sabtu (1/2/2025) petang dan menjadi perbincangan hangat warganet.
Bahkan topik 1 USD menjadi trending topik X (twitter) dengan lebih dari 33 ribu postingan.
“HAH GA SALAH LIET NI GUE? 1 USD = 8000 RUPIAH? DALAM 1 HARI??? WHAT JUST HAPPENED???” tulis akun X @ayosan.
“Ikut kaget dapat kabar USD anjlok, senang rupiah menguat,” tulis akun @Zulfikar Akbar.
“Ngecek berita terbaru dan BCA, sepertinya Google sedang pusing.”
“1 USD = 8000 rupiah tu ngebug ya gaes ????????,” akun X @Mas Pandu.
Selain X, warganet di media sosial Threads juga mengaku terkejut dengan hasil konversi yang ditampilkan Google karena 1 dollar AS tidak sampai Rp 10.000.
Jumlah tersebut turun drastis dari Rp 15.000 berdasarkan riwayat konversi dollar AS ke Rupiah pada Minggu (26/1/2025).
“Ada apa ini kok kurs rupiah di google tiba2 naik 50 persen. Imbasnya yg hold saham2 US di Pluang jadi turun 50 persen .
Haduuuh, ada yg bisa bantu kasih info berita apa ini, terkait makro ekonomi.
Semoga aja cuma sistem eror,” tulis akun @fen***, Sabtu (1/2/2025).
Klarifikasi Google Jadi Sorotan
Setelah viral di media sosial, klarifikasi pihak Google jadi sorotan.
Warganet menunggu pernyataan resmi dari pihak google untuk menjelaskan persoalan tersebut.
Karena berdasarkan penelusuran Kompas.com, Sabtu (1/2/2025), harga dollar hari ini jika dikonversi ke Rupiah sebagaimana ditampilkan Google berbeda jauh dengan kurs yang tertera di Bloomberg dan sejumlah bank.
Merujuk laman konversi Bloomberg, nilai tukar 1 dollar hari ini ke Rupiah setara dengan Rp 16.305,500.
Laman informasi kurs milik BCA juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda di mana kurs jual jika seseorang membeli 1 dollar AS senilai Rp 16.460 berdasarkan data Jumat (31/1/2025) pukul 15.07 WIB.
Kurs jual tersebut berlaku apabila nasabah BCA menukarkan Rupiah ke dollar AS melalui layanan nilai tukar valuta asing (valas) yang dilakukan langsung di counter bank.
Sementara itu, laman kurs Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan konversi dari 1 dollar AS ke Rupiah sebesar Rp 16.340,30 sesuai data per Jumat (31/1/2025).
Di sisi lain, kurs beli dollar AS yang berlaku di laman BI sebesar Rp 16.177,70.
maupun akun Instagram @google.
Rupiah Menguat
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika ternyata pernah menguat drastis dari awalnya Rp 17.000 hingga menjadi Rp 6.500.
Rupiah pernah menguat terhadap dollar AS setelah krisis ekonomi pada 1998.
Pada saat itu, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden ke-3 BJ Habibie.
Habibie sanggup membalikkan Rupiah yang semula melemah di angka Rp 17.000 per dollar AS menjadi Rp 6.500 per dollar AS.
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/9/2019), Habibie sanggup membuat Rupiah menguat berkat pendekatan aeronautical atau aeronautika.
Seperti pesawat terbang yang mengalami stall, begitulah cara Habibie melihat kejatuhan Rupiah.
Stall merupakan posisi saat pesawat kehilangan daya angkat.
Bagian depan pesawat mengarah ke atas dengan sudut lebih dari 15 derajat.
Kondisi ini bisa menyebabkan pesawat jatuh.
Pesawat dapat mengalami stall lalu jatuh bebas jika kecepatannya berada di bawah kecepatan minimum.
Moncong pesawat dapat terangkat karena gaya gravitasi bumi sehingga hal ini menjadi sesuatu yang penting dalam menerbangkan pesawat, yakni dengan mengupayakan gaya angkat atau lift dengan gravitasi harus seimbang.
Supaya pesawat tidak jatuh diperlukan kondisinya yang seimbang.
Habibie kemudian berpikir bagaimana cara agar Rupiah menguat adalah membuatnya stabil lebih dulu.
Keseimbangan menjadi basis.
Dalam aeronautika, untuk meningkatkan kecepatan atau menurunkan kecepatan, maka dibutuhkan kesimbangan dengan gravitasi.
Inilah yang disebut sebagai aerodinamika.
Ekonom UGM, Tony Prasetiantono mengungkapkan, salah satu kebijakan yang membuat rupiah menguat adalah kebijakan restrukturisasi perbankan pada 21 Agustus 1998.
Pada saat itu, beberapa bank digabung (merger) menjadi bank baru yang kuat dari sisi pendanaan, salah satunya Bank Mandiri.
Selain itu, BJ Habibie memutuskan untuk memisahkan BI dari pemerintah. Hasilnya, lembaga tersebut menjadi lembaga independen dan mendapat kepercayaan publik.
Dilansir dari Kompas.com (12/9/2019), tujuan Habibie memisahkan BI dari pemerintah sangat sederhana, yakni agar BI tidak lagi diperintah atau ditekan oleh penguasa seperti di masa Orde Baru.
Di sisi lain, investor asing juga mulai masuk ke Indonesia karena mulai adanya kepercayaan kepada pemerintah Indonesia.
Beberapa kebijakan tersebut membuat nilai tukar rupiah semakin naik dan berhasil menguat hingga di angka Rp 6.500 per dollar AS.
Nilai inflasi, bahkan mendekati hiperinflasi sebesar 78 persen, juga berhasil ditekan hanya menjadi dua persen, dilansir dari Kompas.id, Sabtu (1/6/2023).