Dalam kehidupan ini, kita tidak pernah lepas dari tekanan dan tantangan. Mulai dari tekanan pekerjaan, masalah keluarga, hingga kesulitan pribadi, semua dapat mempengaruhi keseimbangan hidup kita. Sikap apa yang tepat untuk menghadapi semua itu?
Qona’ah, sebuah konsep dalam Islam, menawarkan jawaban. Qona’ah bukan hanya tentang menerima keadaan, melainkan tentang beradaptasi dengan cerdas dan bijak, sehingga kita dapat menghadapi tekanan dengan tenang, percaya diri, dan beriman.
Qona’ah dapat diartikan rela menerima apa adanya, bersikap realistis, menjauhkan diri dari segala sikap tidak puas dan berangan-angan,. Qona’ah bukan berarti mencukupkan diri dengan bermalas-malasan, tidak mau berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, tetapi seandainya sudah berusaha dengan sebaik-baiknya namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diinginkan dan dicita-citakannya, maka dengan rela dan besar hati diterimanya keadaan dan hasil tersebut seadanya dengan bersyukur dan lapang dada.
Sikap demikian dapat mendatangkan ketentraman hidup tanpa melupakan kesejahteraan hidup yang disertai penuh rasa syukur.
Qona’ah merupakan sifat dasar seorang mu’min sebagai pengendali agar tidak surut ke belakang dalam keputusasaan dan tidak maju dalam keserakahan, menahan diri dari segala sifat agressif negatifisme.
QS 4: 32 Allah melarang manusia iri hati terhadap apa yang dikaruniakan-Nya kepada sebahagian lain lebih banyak dari sebahagian yang lain. Dalam hadist Bukhari dan Muslim dijelaskan pula bahwa bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), namun kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (qana’ah).
Tantangan Hidup Masa Kini
Di era persaingan saat ini yang makin keras, banyak orang yang mengalami stres dan kecemasan karena tekanan keadaan. Melalui sosial media mereka merasa harus selalu terlihat sempurna dan sukses di mata orang lain, sehingga mereka menghabiskan waktu dan energi untuk mempertahankan citra tersebut. Stress karena melihat tetangga yang membeli peralatan mahal sehingga menimbulkan perasaan ambisi untuk memilikinya namun tidak mampu mendapatkannya.
Tantangan lain yang dihadapi masyarakat modern adalah ketidakpastian ekonomi. Banyak orang yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan atau menghadapi penurunan pendapatan. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan tentang masa depan.
Kedaan seperti ini dapat menyebabkan kehilangan identitas diri dan ketidakpuasan hidup. tantangan ini dapat diatasi dengan menerima diri sendiri apa adanya dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
Seseorang dapat menerima keadaan tersebut dan fokus pada apa yang dapat mereka kontrol, seperti meningkatkan keterampilan dan mencari peluang baru menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih tenang dan percaya diri.
Qona’ah sebagai Stabilisator
Orang yang mempunyai sifat qona’ah selalu berlapang dada, hatinya senantiasa tenteram, selalu merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keresahan dan kekhawatiran dari kekurangan. Karena pada hakekatnya kaya dan miskin bukan pada jumlah kekayaan yang dimilikinya, tetapi terletak pada hatinya. Hati orang qona’ah selalu merasa berkecukupan, sehingga terhindar dari sifat loba dan tamak
Qona’ah sebagai Dinamisator
Kekuatan batiniah yang mendorong seseorang untuk meraih kemajuan-kemajuan hidup yang berlandaskan pada kemampuan diri dan hanya bergantung pada Allah SWT semata.
Orang yang bahagia adalah orang mu’min yang saleh yang memenuhi segenap hak-hak Allah SWT dan hak-hak mahluk-Nya, yang melakukan segenap ketentuan Islam dengan patuh dan setianya, yang mengikuti syariat Islam secara lahir dan bathin, yang tidak terpikat dan diperhambakan oleh kehidupan mewah yang berlebih-lebihan.
Orang yang mempunyai sifat qona’ah mempunyai pendirian apa yang diperoleh atau apa yang ada pada dirinya semua sudah menurut ketentuan dan kadar Allah SWT.
Untuk menumbuhkan sifat qona’ah diperlukan latihan dan kesabaran yang pada awalnya adalah suatu beban yang berat bagi hati, namun jika dibudayakan dalam diri, maka dialah orang yang selalu merasa berbahagia didunia dan akhirat.
Berqonaah di Era Persaingan
Dalam kehidupan modern, mengintegrasikan Qona’ah dapat dimulai dengan mengubah cara berpikir dan bersikap. Misalnya, ketika menghadapi kemacetan lalu lintas, kita dapat memilih untuk tidak marah atau frustrasi, melainkan menerima keadaan tersebut dan menggunakan waktu tersebut untuk beristighfar atau mendengarkan podcast. Kita sendiri yang dapat mengubah situasi yang tidak nyaman menjadi kesempatan untuk berrefleksi dan meningkatkan kualitas hidup. Percuma juga kita menggerutu atau meluapkan kekecewaan yang membabibuta, tidak menyelesaikan masalah, yang lebih penting adalah menerima keadaan tersebut sebagai sebuah kenyataan, disikapi senyuman untuk mempernaikinya.
Selain itu, mengintegrasikan Qona’ah dalam kehidupan saat ini juga dapat dilakukan dengan mengembangkan rutinitas harian yang seimbang. Misalnya, kita dapat memulai hari dengan berolahraga, bermeditasi, atau membaca Kitab Suci. Kemudian, kita dapat fokus pada pekerjaan atau aktivitas lainnya dengan penuh kesadaran dan rasa syukur. Menghadapi tantangan hidup modern dengan lebih tenang, percaya diri, dan beriman.
Melalui Qanaah kita menjauhkan diri dari sifat tamak dan rakus, mendatangkan ketenangan hati, serta lebih utama menjadikan hidup lebih berkah.