– Nama Direktur utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet sejak Selasa (25/2/2025) karena menjadi tersangka dalam kasus tata niaga minyah mentah, diduga mengubah BBM Ron 90 menjadi RON 92.
Meme dan gambar seputar Riva Siahaan serta hujatan mengiringi dirinya di media sosial, baik itu di X, Instagram, hingga komentar seputar dirinya yang ada di Youtube.
Riva Siahaan diketahui menjabat sebagai Direktur Utama perusahaan yang menjual bahan bakar minyak tersebut sejak tahun 2023.
Jabatan itu diperoleh Riva berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Sahan (RUPS) Pertamina pada 16 Juni 2023. Siapakah sosok Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan?
Dilansir dari laman resmi Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan Pertamina adalah lulusan S-1 Manajemen Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta.
Ia juga pernah menempuh studi magister atau S-2 di jurusan Business Administration di Oklahoma City University, Amerika Serikat.
Merujuk akun LinkedIn pribadinya, Riva mengawali kariernya sebagai account manager di Matari Advertising pada Maret 2005-Maret 2007.
Setelah itu, ia bekerja sebagai assistant account Director TBWA Indonesia pada Maret 2007-
September 2008. Riva memutuskan pindah ke PT Pertamina (Persero) sebagai key account officer pada September 2008-Maret 2010.
Perjalanan kariernya di perusahaan pelat merah tersebut berlanjut sebagai Senior Bunker Officer I di Jakarta pada April 2010-Desember 2013.
Kemudian, ia ditempatkan sebagai Senior Bunker Officer I di Jakarta dan Singapura pada Desember 2013-Januari 2015.
Mulai Februari 2015, Riva menempati posisi baru sebagai bunker trader di Pertamina Energy Service. Posisi tersebut ia jalani selama satu tahun hingga Februari 2016 sebelum dipindah menjadi Senior Officer Industrial Key Account di PT Pertamina (Persero).
Riva dipromosikan menjadi Corporate Marketing and Trading Director di PT Pertamina Patra Niaga pada Oktober 2021-Juni 2023.
Seperti diketahui, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Abdul Qohar mengatakan, penetapan Dirut Pertamina Patra Niaga menjadi tersangka dilakukan setelah melalui pemeriksaan sedikitnya 96 saksi, 2 ahli, dan bukti dokumen yang sah.
, Selasa (25/2/2025).
Dugaan korupsi impor minyak mentah Pertamina ini menyebabkan kerugian negara hingga Rp 193,7 triliun.
Dalam menjalankan aksinya, RS “menyulap” BBM RON 90 menjadi RON 92 (Pertamax). Modusnya, RS melakukan pembayaran produk kilang untuk RON 92 (Pertamax), tetapi BBM yang dibeli adalah jenis RON 90.
Dalam perkara tersebut, PT Pertamina Patra Niaga membayar seharga RON 92 untuk produk BBM dengan RON 90 atau bahkan lebih rendah. Produk itu kemudian dicampur di depo menjadi produk RON 92.
”Akibatnya, uang APBN tergerus. Yang seharusnya (harga) minyak itu enggak tinggi, APBN-nya tidak banyak tergerus karena subsidi yang diberikan tidak terlalu tinggi. Atau mungkin tidak perlu subsidi barangkali kalau memang harganya murah dan wajar, sehingga dijual ke masyarakat murah dan masyarakat tidak keberatan,” tutur Qohar.
Jabatan tertinggi dan terakhir yang ia duduki di perusahaan tersebut sebelum ditetapkan menjadi tersangka adalah Chief Executive Officer atau Dirut.