DENPASAR,
– Pemuda di Dukuh Mertajati, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali mengubah sampah menjadi ogoh-ogoh atau patung besar sebagai bentuk kesenian mereka.
Ogoh-ogoh yang bertubuh tiga tersebut direncanakan akan ditampilkan saat persembahan pengerupukan memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947, pada tanggal 29 Maret 2025.
“Untuk bahan-bahan yang kita gunakan kita masih menggunakan bahan tidak lazim di dunia ogoh-ogoh, kita menggunakan limbah kaca, limbah kaleng, botol, kayu lapuk, batu apung, akar-akaran,” kata Ketua ST Tunas Muda Banjar Dukuh Mertajati, Wayan Pageh Wedhanta, pada Selasa (18/3/2025).
Lelaki berumur 25 tahun itu menyebutkan bahwa sebagian besar sampah berasal dari beberapa pesisir pantai yang memang sudah dipenuhi oleh sampah.
Mereka merancang ogoh-ogoh itu sekitar tiga bulan lamanya sambil menggunakan belasan kilogram sampah kaca dan kaleng.
“Proses pembuatan (ogoh-ogoh) memakan waktu sekitar tiga bulan dan kami melibatkan semua pemuda setempat. Bobotnya diperkirakan antara 600 sampai 700 kilogram,” jelasnya.
Ogoh-ogoh tersebut memakaijudul atau tema Angkara yang artinya jahat atau keras, untuk melambangkan perilaku manusia pada zaman sekarang.
Itu ditunjukkan oleh raksasa bertubuh tiga yang setiapnya memiliki mata, hati, dan tulang belakangan.
“Dia menjelaskan bahwa pada masa kini, manusia sering kali memakai kelima indera mereka secara tidak sesuai, padahal sebenarnya indera tersebut harus dipergunakan sebagai alat penyaring saat menentukan pendirian,” katanya.
Kehadiran ogoh-ogoh itu menarik banyak perhatian orang yang melewati Jalan Sidakarya pada hari Selasa petang.
Sejumlah penduduk tampak menepikan kendaraan mereka hanya untuk mengambil gambar dari ogoh-ogoh yang ditampilkan di hadapan pintu masuk Balai Desa Banjar Dukuh Mertajati.
Di luar dibuat dari sampah, patung ogoh-ogoh itu menggunakan teknik supaya sebagian tubuhnya dapat bergerak secara otomatis.